Hai, perkenalkan nama
saya Arina Muniroh saya anak ketiga dari tiga bersaudara. Saya bersekolah di MTsNegeri 13 Jakarta. Sekolah
saya memiliki 2 gedung diantaranya gedung A dan gedung B namun banyak
kecemburuaan diantara A dan gedung B. Saya sih bersekolah di gedung A namun
saya bangga dengan sekolah .
Oke langsung saja saya
beralih kecerita !
Ini foto sekolah gedung
A :
Ini foto sekolah gedung
B :
Kalau ngomongin tentang
fasilitas dan lingkungan sekolah pasti gedung A sudah
kalah dengan gedung B . Secara gedung A itu ada 2 lantai dan gedung B ada 4
lantai ya beda jauh deh.
Fasilitas dan lingkungan sekolah sangatlah penting,
namun sebagian orangtua/walimurid berfikir kalau fasilitas sangat lengkap berarti sekolah itu hebat dan bagus. Tapi
apakah anda setuju? Selengkap apapun fasilitas sekolah kalau cara pengajaran guru
ke muridnya tidak membuahkan hasil atau bisa dibilang gagal sama saja sekolah
itu ga ada bedanya dengan sekolah yang lainnya. Lingkungan sekolah? Yap, Lingkungan
sekolah itu pasti dirawat sangat penting untuk menciptakan sekolah yang nyaman
dan dibilang tidak kumuh. Jadi, Fasilitas dan ingkungan
sekolah itu sangat penting seperti simbiosis mutualisme yang saling
menguntungkan apabila fasilitas sekolah bagus dan sangat lengkap namun
lingkungan sekolah yang tidak terurus ya sama saja bohong. Kecemburuan pun sangat terlihat diantara
GedungA dan GedungB
Bu Guru: “ Aturan gedung A bisa pintar kayak gedung B
dong jangan belajar kerjaannya bercanda melulu ”
Murid: “ Kemampuan
orang kan berbeda-beda bu!”
Bu guru: “ gimana ga
berbeda, toh di gedung A fasilitasnya aja ga ada, kalau di gedung B kan lengkap!”
Murid: “ Fasilitas itu
tidak menjamin kok bu, lihat saja nanti kita pasti bisa ngalahin mereka yang
digedung B”
Semenjak
kejadian tersebut ibu guru pun langsung minta maaf kepada muridnya.
Guru
itu seharusnya menjadi teladan bagi murid muridnya bukan
membandingkan-bandingkan sesuatu yang membuat muridnya itu ngedown. Guru yang hebat adalah guru yang bisa memahami
karakter dan sifat murid-muridnya bukan guru yang menjelaskan 1 bab pelajaran dalam
satu kali pertemuan. Kalau berbicara dengan guru, tentu saja guru itu adalah sosok yang
paling mulia di dunia ini mereka dengan sabarnya mengajari kita dari nol sampai
kita mengerti. Seperti perkembangan zaman seperti ini, banyak murid yang bertindak
semuanya kepada gurunya
misalkan, guru
menerangkan tentang pelajaran kita malah asik bermain handphone ataupun
makan dikelas apalagi banyak murid bicara tidak sopan terhadap gurunya
serta berbicara dengan nada yang lebih tinggi. Kalau kita berbicara dengan hubungan guru
dan orangtua ituuu bagaikan jari kelingking dan jari manis jadinya
sangat dekat. Jika tidak ada keharmonisan antara hubungan guru dan orangtua
menyebabkan anak tersebut tidak memiliki perhatian yang cukup dari guru maupun
kedua orangtuanya dan anak itu ngiri kepada temannya “Kok guru itu gak pernah
merahatiin gue sih ? emangsalah gua apa sih?” Nah semua itu berawal dari hubungan guru
dan orangtua. Oleh sebab itu, orang tua harus sering bertemu dengan guru
walikelas anaknya agar bisa memantau anaknya. Sebaliknya, guru juga memberi
info kepada orangtua kalau ada kejadian yang aneh supaya ada pembicaraan untuk
membingbing anak tersebut.
Seiring
perkembangan zaman modern seperti ini banyak siswa memilih-milih teman yang
sesuai dengan tingkat kekayaannya. Apakah hubungan
antar siswa dapat berjalan dengan baik? Tentu saja kita katakan “TIDAKKK!!”
bagaimana mungkin hubungan antar siswa diukur dengan harta kekayaan. Namun
itulah yang terjadi pada sekolah saya, teman saya berfikir kalau berteman
dengan orang kaya hidup itu jadi mudah tapi menurut saya kaya ataupun miskin
itu sama saja, harta itu tidak menjamin dengan kepintaran seseorang. Pada saat
karantina siswa gedung A dan gedung B pun berkumpul disana kita diberi
pengarahan oleh seorang guru tentang kepintaran seseorang. Tak tahu
apa yang terjadi sesudah acara karantina tersebut kita semua membaur menjadi
satu tanpa membedakan orang kaya ataupun orang miskin. Guru-guru pun tersenyum melihat
kita membaur dan tiak membeda-bedakan. Lama kelamaan hubungan antar siswa pun menjadi
membaik bahkan malah tambah membaik.
Mata
pelajaran? Ya mata pelajaran adalah jadwal pelajaran dari hari senin sampai jum’at.
Banyak sebagian siswa yang lupa jadwal mata pelajaran untuk hari esok, mereka
lebih suka sms temannya untuk menanyakan jadwal mata pelajaran. Apakah sangat
merugikan menulis jadwal pelajaran?? Menurut saya tidakk. Suatu ketika ada
cerita yang lucu dari pengalaman saya sendiri
=Hari Selasa
Saya : *sedang duduk
dikelas* Jadwal mata pelajaran hari ini apasih ? tanya saya
Risca : sekarang itu
Bahasa arab, matematika, plkj, bahasa Indonesia
Saya : bukannya
sekarang ini Ipa , Senibudaya, Fiqih, Olahraga ya?
Risca : bukan bukan!!
Ipa sama Fiqih itu hari rabu, Senibudaya dan Olahraga itu jum’at.
Saya : Yah salah dong
=Hari Rabu
Risca : hai
Saya : hai juga. Pasti
kali ini gue bener bawa jadwal . hehehe
Risca : iyadeh,
sekarang itu Matematika, Ipa, Fiqih, Al-qur’an Hadits.
Saya : sumpah demi apa
lu ? gue bawanya Fiqih, Bahasa Indonesia, Ips sama Bahasa Inggris
*tiba
tiba bel masuk, dan guru Ipa masuk*
Guru : siapa yang ga
bawa buku ipa ?
Saya : MMMmmmm, Sa sa
sa Saya bu . saya lupa -_-
Temen Sekelas: BOHONG
bu dia mah salah bawa buku pelajaran mulu bu gara gara ga pernah nyatet mata pelajaran
Guru : kalau begitu “
KAMU KELUAR SEKARANG”
Temen sekelas : WOOOOO
*disurakin*
Saya: apes banget
Abis
itu saya taubat dan langsung mencatat jadwal mata
pelajaran.
Berawal dari mata pelajaran saya langsung menyiapkan bentuk ujian kelulusan. Apa maksudnya
ya? Hehe saya juga bingung loh , intinya sih berawal dari mata pelajaran yang
mencangkup tentang jadwal pelajaran yang merupakan bentuk ujian kelulusan yaitu
dengan belajar . Bukan dengan metode belajar saja sih namun dengan tekad dan
niat yang teguh kita bisa menjadi yang terbaik dalam metode bentuk ujian
kelulusan ini. Namun kebanyakan para siswa memikirkan bentuk ujian kelulusan
itu dengan mencoret-coret baju seragam sekolah padahal dengan coret-coret baju
sama saja kita tidak memiliki akal pikiran karena banyak diantara kita terdapat
orang yang tidak mampu untuk membeli seragam sekolah. Kalau ditanya harapan untuk pendidikan Indonesia
saya sih ga muluk muluk banget Ingin memajukan pendidikan di Indonesia, banyak
orang pintar di Indonesia namun tidak bisa melanjutkan sekolah dikarenankan
hanya soal biaya. Banyak orang pedalaman di Indonesia yang lebih pintar dari
orang kota akan tetapi tidak ada tim pengajar yang bisa mengajari anak anak
pedalaman tersebut.
“MAJULAH
NEGARAKU DAN MAJULAH PENDIDIKAN INDONESIA”
Sebagus
atau sejelek apapun sekolah kita namun disitulah kita belajar
“
SEKOLAHKU DAMBAANKU “
Salam,
Arina Muniroh