Info *Caridisini

Sabtu, 22 Juni 2013

SEKOLAH DAMBAAN !






Hai, perkenalkan nama saya Arina Muniroh saya anak ketiga dari tiga bersaudara.  Saya bersekolah di MTsNegeri 13 Jakarta. Sekolah saya memiliki 2 gedung diantaranya gedung A dan gedung B namun banyak kecemburuaan diantara A dan gedung B. Saya sih bersekolah di gedung A namun saya bangga dengan sekolah .
Oke langsung saja saya beralih kecerita !


Ini foto sekolah gedung A :




Ini foto sekolah gedung B :


  
Kalau ngomongin tentang fasilitas dan lingkungan sekolah pasti gedung A sudah kalah dengan gedung B . Secara gedung A itu ada 2 lantai dan gedung B ada 4 lantai ya beda jauh deh.

Fasilitas dan lingkungan sekolah sangatlah penting, namun sebagian orangtua/walimurid berfikir kalau fasilitas sangat lengkap berarti sekolah itu hebat dan bagus. Tapi apakah anda setuju? Selengkap apapun fasilitas sekolah kalau cara pengajaran guru ke muridnya tidak membuahkan hasil atau bisa dibilang gagal sama saja sekolah itu ga ada bedanya dengan sekolah yang lainnya. Lingkungan sekolah? Yap, Lingkungan sekolah itu pasti dirawat sangat penting untuk menciptakan sekolah yang nyaman dan dibilang tidak kumuh. Jadi, Fasilitas dan ingkungan sekolah itu sangat penting seperti simbiosis mutualisme yang saling menguntungkan apabila fasilitas sekolah bagus dan sangat lengkap namun lingkungan sekolah yang tidak terurus ya sama saja bohong.  Kecemburuan pun sangat terlihat diantara GedungA dan GedungB

Bu Guru:  “ Aturan gedung A bisa pintar kayak gedung B dong jangan belajar kerjaannya bercanda melulu ”
Murid: “ Kemampuan orang kan berbeda-beda bu!”
Bu guru: “ gimana ga berbeda, toh di gedung A fasilitasnya aja ga ada, kalau di gedung B kan lengkap!”
Murid: “ Fasilitas itu tidak menjamin kok bu, lihat saja nanti kita pasti bisa ngalahin mereka yang digedung B”

Semenjak kejadian tersebut ibu guru pun langsung minta maaf kepada muridnya.

Guru itu seharusnya menjadi teladan bagi murid muridnya bukan membandingkan-bandingkan sesuatu yang membuat muridnya itu ngedown. Guru yang hebat adalah guru yang bisa memahami karakter dan sifat murid-muridnya bukan guru yang menjelaskan 1 bab pelajaran dalam satu kali pertemuan. Kalau berbicara dengan guru, tentu saja guru itu adalah sosok yang paling mulia di dunia ini mereka dengan sabarnya mengajari kita dari nol sampai kita mengerti. Seperti perkembangan zaman seperti ini, banyak murid yang bertindak semuanya kepada gurunya misalkan, guru menerangkan tentang pelajaran kita malah asik bermain handphone ataupun makan dikelas apalagi banyak murid bicara tidak sopan terhadap gurunya serta berbicara dengan nada yang lebih tinggi. Kalau kita berbicara dengan hubungan guru dan orangtua ituuu bagaikan jari kelingking dan jari manis jadinya sangat dekat. Jika tidak ada keharmonisan antara hubungan guru dan orangtua menyebabkan anak tersebut tidak memiliki perhatian yang cukup dari guru maupun kedua orangtuanya dan anak itu ngiri kepada temannya “Kok guru itu gak pernah merahatiin gue sih ? emangsalah gua apa sih?” Nah semua itu berawal dari hubungan guru dan orangtua. Oleh sebab itu, orang tua harus sering bertemu dengan guru walikelas anaknya agar bisa memantau anaknya. Sebaliknya, guru juga memberi info kepada orangtua kalau ada kejadian yang aneh supaya ada pembicaraan untuk membingbing anak tersebut.

Seiring perkembangan zaman modern seperti ini banyak siswa memilih-milih teman yang sesuai dengan tingkat kekayaannya. Apakah hubungan antar siswa dapat berjalan dengan baik? Tentu saja kita katakan “TIDAKKK!!” bagaimana mungkin hubungan antar siswa diukur dengan harta kekayaan. Namun itulah yang terjadi pada sekolah saya, teman saya berfikir kalau berteman dengan orang kaya hidup itu jadi mudah tapi menurut saya kaya ataupun miskin itu sama saja, harta itu tidak menjamin dengan kepintaran seseorang. Pada saat karantina siswa gedung A dan gedung B pun berkumpul disana kita diberi pengarahan oleh seorang guru tentang kepintaran seseorang. Tak tahu apa yang terjadi sesudah acara karantina tersebut kita semua membaur menjadi satu tanpa membedakan orang kaya ataupun orang miskin. Guru-guru pun tersenyum melihat kita membaur dan tiak membeda-bedakan. Lama kelamaan hubungan antar siswa pun menjadi membaik bahkan malah tambah membaik.

Mata pelajaran? Ya mata pelajaran adalah jadwal pelajaran dari hari senin sampai jum’at. Banyak sebagian siswa yang lupa jadwal mata pelajaran untuk hari esok, mereka lebih suka sms temannya untuk menanyakan jadwal mata pelajaran. Apakah sangat merugikan menulis jadwal pelajaran?? Menurut saya tidakk. Suatu ketika ada cerita yang lucu dari pengalaman saya sendiri

=Hari Selasa
Saya : *sedang duduk dikelas* Jadwal mata pelajaran hari ini apasih ? tanya saya
Risca : sekarang itu Bahasa arab, matematika, plkj, bahasa Indonesia
Saya : bukannya sekarang ini Ipa , Senibudaya, Fiqih, Olahraga ya?
Risca : bukan bukan!! Ipa sama Fiqih itu hari rabu, Senibudaya dan Olahraga itu jum’at.
Saya : Yah salah dong 

=Hari Rabu
Risca : hai
Saya : hai juga. Pasti kali ini gue bener bawa jadwal . hehehe
Risca : iyadeh, sekarang itu Matematika, Ipa, Fiqih, Al-qur’an Hadits.
Saya : sumpah demi apa lu ? gue bawanya Fiqih, Bahasa Indonesia, Ips sama Bahasa Inggris
                                       *tiba tiba bel masuk, dan guru Ipa masuk*
Guru : siapa yang ga bawa buku ipa ?
Saya : MMMmmmm, Sa sa sa Saya bu . saya lupa -_-
Temen Sekelas: BOHONG bu dia mah salah bawa buku pelajaran mulu bu gara gara ga pernah nyatet mata pelajaran
Guru : kalau begitu “ KAMU KELUAR SEKARANG”
Temen sekelas : WOOOOO *disurakin*
Saya: apes banget

Abis itu saya taubat dan langsung mencatat jadwal mata pelajaran.

          Berawal dari mata pelajaran saya langsung menyiapkan bentuk ujian kelulusan. Apa maksudnya ya? Hehe saya juga bingung loh , intinya sih berawal dari mata pelajaran yang mencangkup tentang jadwal pelajaran yang merupakan bentuk ujian kelulusan yaitu dengan belajar . Bukan dengan metode belajar saja sih namun dengan tekad dan niat yang teguh kita bisa menjadi yang terbaik dalam metode bentuk ujian kelulusan ini. Namun kebanyakan para siswa memikirkan bentuk ujian kelulusan itu dengan mencoret-coret baju seragam sekolah padahal dengan coret-coret baju sama saja kita tidak memiliki akal pikiran karena banyak diantara kita terdapat orang yang tidak mampu untuk membeli seragam sekolah. Kalau ditanya harapan untuk pendidikan Indonesia saya sih ga muluk muluk banget Ingin memajukan pendidikan di Indonesia, banyak orang pintar di Indonesia namun tidak bisa melanjutkan sekolah dikarenankan hanya soal biaya. Banyak orang pedalaman di Indonesia yang lebih pintar dari orang kota akan tetapi tidak ada tim pengajar yang bisa mengajari anak anak pedalaman tersebut.

“MAJULAH NEGARAKU DAN MAJULAH PENDIDIKAN INDONESIA”

Sebagus atau sejelek apapun sekolah kita namun disitulah kita belajar
“ SEKOLAHKU DAMBAANKU “


Salam,
Arina Muniroh